Tanaman ganja
secara keseluruhan, termasuk kuncup, daun, biji, dan akar, semuanya telah
digunakan sebagai ramuan obat sepanjang sejarah. Meskipun batasan hukum yang
tegas dan hukuman pidana berat untuk penggunaan terlarang, ganja semakin banyak
digunakan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, baik untuk sifat-sifatnya
mengubah suasana hati dan penerapannya sebagai obat-obatan yang telah terbukti.
Diskusi mengenai manfaat ganja dari segi keamanan dan efektivitas sangat bermuatan
politis.
Marijuana telah terbukti sebagai
obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi, penenang, anticonvulsive, dan
tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas ganja dalam
mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker. Tanaman
ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%,
dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan
dapat membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan
sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan
nafsu makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk
mencegah penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari
penyakit ini. Dalam sebuah studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja
menampilkan aksi antimikroba dan efek antibakteri. Komponen CBC dan
d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat menghancurkan dan menghambat
pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.
Ganja
mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis canabinoid yang
berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di konsumsi.
Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi
untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi
nafsu makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah
9-tetrahydro-cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan
mengandung sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan
pengaruh sebanyak 7-10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira,
atau “high” yang dialami saat mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan
“euforia” ini tergantung pada saldo bahan aktif lain dan kesegaran bahan
ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal sebagai cannabinol, atau
CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah disimpan
terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal
sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan
kontribusi ke somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar