Minggu, 28 Desember 2014

Cinta Lokasi


“Kanya….Kanya….Assalamualaikum” Suara seseorang memanggil dari depan pintu pagar rumah Kanya. Kanya bergegas keluar rumah, ternyata suara itu adalah suara sahabatnya yaitu Cilla.
“Kenapa Cil?” Kanya bertanya penasaran.
“Kamu mau ikut ini nggak? “ Cilla sambil memberi selembar kertas yang diberikan teman sekelasnya.
“Apa itu? Hah Taekwondo? Wah boleh juga sih tapi masa cuma kita berdua aja yang ikut? Coba ajak Inda dan Kya aja yuk siapa tau dia mau” bergegas kerumah Inda dan Kya.
            Kya, Inda, dan Cilla mereka adalah sahabatku dari kecil kami tinggal di satu perumahan yang sama. Hanya saja kami sekolah ditempat yang berbeda, kami mulai bermain bersama sejak SD sampai sekarang kami sudah SMA. Tak pernah terbayangkan jika aku tidak mempunyai sahabat seperti mereka. Banyak sekali hal-hal konyol yang kita lakukan bersama sedih, senang semua menjadi satu.
            Sesampainya dirumah Inda, aku dan Cilla menawarkan agar Inda mau ikut Taekwondo bersama kami ternyata disana sudah ada Kya juga.
“Nda, kamu mau ikut Taekwondo nggak? Tanya aku.
“Iya pasti bakalan seru banget nih kita latihan bela diri sama-sama” tambah Cilla dengan semangatnya,
“Hmmm gimana ya hehe, nanti aku coba tanya mamaku dulu ya dia ngizinin aku atau tidak”
“Kalau kamu Kya? Ayo ikut dong”
“Sepertinya sih aku tidak bisa jadwalku sudah padat sekali Cil, Nya maaf ya”
“Yaudah nggak apa apa kalau begitu, sepertinya cuma kita berdua aja nih Cil?”
“Iya sepertinya sih  begitu Kanya, yaudah kalo begitu kita pulag dulu ya Nda, Kya daaaa kabarin ya Nda kalo bisa”
“Oke nanti malam aku BBM kamu ya, daaaaa”
Sesampainya dirumah aku hanya memegang kertas selembaran itu, lalu bunyi suara BBM dari hp ku yap benar Inda pasti tidak dizinin oleh mama nya. Haah berarti hanya aku saja dengan Cilla yang ikut oke tak apa lah pasti bakalan seru juga. Tapi Cilla enak ya dia ikut karena ada pacarnya disana pasti aku bakalan sendiri deh disana, gapapa lah cari teman baru hehe siapa tau pelatihnya ada yang ganteng.
Akhirnya hari ini latihan Taekwondo juga dan ramai sekali  yang ikut, aku dan Cilla memperkenalkan diri masing-masing di depan anak-anak yang lain. Mataku tertuju dengan satu cowok itu dengan tingkah nya yang banyak gaya dan menyebalkan sepertinya aku tidak akan suka dengan cowok itu. Dan ternyata benar cowok itu memang menyebalkan, dihari pertama aja aku sudah dibuat kesal dengan nya.
“Hai anak baru! Siapa namamu tadi? Kanya? Haha kenalin aku Bowo” sambil mengulurkan tangan nya dengan gaya nya yang sok kegantengan.
“Iya aku Kanya” sambil menjabat tangan Bowo.
“Bagaimana kalau kita latihan sama-sama?”
“Hmmm oke”
Selama kita latihan bareng aku mulai mengenal nya lebih dalam, dan yang pasti dia memang tipe cowok yang menyebalkan. Setelah latihan selesai aku dan Cilla pulang bersama-sama sungguh hari yang melelahkan dan cukup menyenangkan. Setidaknya aku punya ilmu bela diri kalau ada yang menggangguku.
            Setelah beberapa minggu  latihan bersama dengan Bowo aku mulai memikirkan tingkahnya yang konyol dan menyebalkan. Oh tidak, tidak mungkin aku menyukai orang seperti dia. Tetapi semenjak itu aku dan dia mulai dekat, dia selalu bercanda denganku sesekali membuat ku jengkel dengan tingkah lakunya. Dia mempunyai satu teman dekat di Taekwondo, namanya Sandy. Dia sangat baik sekali ramah tidak seperti Bowo yang menyebalkan. Ternyata memang benar Bowo mulai menyukai ku, aku tau itu dari Sandy. Tapi aku masih punya pacar dan hubunganku memang diambang sekali.
“Eh Kanya, kamu tau nggak sih? Si Bowo kan suka sama kamu tau, dia bilang kamu lucu dan menyenangkan apalagi melihat muka kamu yang sedang marah mangkanya dia senang sekali jailin kamu”
“Hah? Bowo suka sama aku? Ih ga sudi aku” dengan nada bercanda.
“Iya benar dia suka sama kamu, hayooo muka kamu memerah. Apa jangan-jangan kamu suka juga ya dengan Bowo?”
“Hahaha itu tidak mungkin, mana mungkin aku suka dengan dia”
“Hati-hati dengan omongan mu Kanya, bisa jadi malah sebaliknya lho haha” sambil menggoda Kanya.
Tiba-tiba saja ada sebuah pesan yang muncul dari hp aku, itu dari Bowo isi pesannya “Hai Kanya kamu dimana? Bisa kita bertemu sebentar? Di lapangan biasa tempat kita latihan?”
Aku tercengang melihatnya, lalu Sandy melirik ke arah HP aku
“Aha benar kan itu dari Bowo? Dia sudah sms kamu? Sudah sana samperin dia, pasti ada sesuatu yang penting haha” Sandy cekikikan.
Aku berjalan ke arah lapangan itu dengan heran, apa yang akan dia bicara kan denganku? Aku gugup, hatiku berdebar-debar kencang. Ada apa ini? Kenapa aku seperti ini? Apa mungkin? Ah sudahlah mungkin dia hanya mengajakku bercanda seperti biasanya. Sesampainya disana aku melihat Bowo duduk sendiri diatas bangku semen itu.
“Baaaaa!!!!!! Hahahaha” aku membuatnya terkejut sambil menepuk pundaknya.
“Ah kamu Kanya, kamu hampir saja membuat jantungku copot!” sambil memegang dadanya yang berdebar-debar.
“Haha maaf, ada apa Bowo?”
“Ini ada yang ingin aku tanyakan padamu?”
“Apa?” merengutkan kening .
“Kamu dan pacar mu yang menyakiti hatimu itu sudah putus?”
“Hmmm belom, emang kenapa?”
“Tidak apa-apa sebenarnya aku suka dengan mu, kamu mau jadi pacar aku nggak?”
“Gimana ya? Tapi kan kamu tau aku sudah punya pacar?”
“Aku akan nungguin kamu sampai kamu putus sama pacar kamu”
Aku hanya diam tertunduk malu, aku bingung harus berkata apa dan aku meninggalkannya begitu saja dilapangan itu. Aku segera pulang dan menceritakannya pada Inda, Kya dan Cilla mereka kaget dan menyuruhku untuk segera mengiyakan pertanyaan Bowo. Aku masih bingung, untuk pacarku? Aku sudah tidak peduli dia sangat jahat kepadaku ini saatnya aku mulai melupakannya. Dan benar beberapa hari kemudian aku putus dengan pacarku.
Hari ini hari sabtu dan Bowo megajakku pergi makan, dia mengajakku ke Mc Donalds.
“Kamu mau pesan apa Kanya?” menoleh ke arah Kanya.
“Hmm aku pesan Mc Flurry smarties aja” sambil menunjuk menu
“Oke, Mc flurry smarties satu dan es milo satu ya mba” sambil menyerahkan selembar uang.
Lalu kita memilih tempat duduk didepan di area merokok, tiba-tiba Sandy datang menghampiri kita untung saja ada Sandy setidaknya aku tidak akan canggung setelah peristiwa di lapangan waktu itu.
“Woi! Berduaan aja ga ngajak-ngajak ya, cieeee Kanya sama Bowo” Sandy menggoda.
“Eh Sandy haha habis darimana lo?” tanya Bowo
“Ini habis nongkrong sama temen gue wah lo ga ngajak-ngajak jalan berduaan aja”
“Iyanih Bowo ngajakin jalan tadi aku kira ada kamu Sandy”
            Akhirnya setelah ngobrol banyak dan sudah larut malam kita bertiga memutuskan untuk pulang. Aku diantar bowo pulang kerumah selama perjalanan aku dan Bowo diam-diaman dimotor tak ada pembicaraan. Tiba-tba Bowo memegang tanganku dan meyingkapkan nya ke pinggangnya.
“Dingin ya? Kalau dingin peluk aja ya”
“Hah? Oh iya” sambil salah tingkah.
“Gimana perasaan kamu sama aku?”
“Aku rasa aku mulai suka dengan kamu”
“Bagus dong kalau begitu!”
Aku tertidur pulas dimotor, tiba-tiba saja aku sudah sampai depan rumahku. Bowo segera pulang kerumahnya.
            Semalaman aku tidak bisa tidur, aku bingung dengan apa yang aku rasakan. Kemudian aku menyetel lagu agar aku bisa tidur dan akhirnya aku bisa tertidur lelap juga. Pagi ini sangat cerah aku melihat keluar jendela dan menghirup udara segar tiba-tiba hp ku berdering aku lihat layar hp ku ternyata Bowo telfon.
“Halo….”
“Halo Kanya, nanti malam kamu kemana?”
“Nggak kemana-mana”
“Oke kalau gitu nanti malam aku kerumah kamu ya, bye”
“Oke, bye”
Hari ini hari minggu dan aku ingin bersantai-santai saja dirumah berleha-leha di tempat tidur dan laptop kesayangan ku. Nonton film dilaptop seharian sambil makan cemilan sepertinya ide yang bagus. Aku mulai membuka laptopku memilih salah satu film yang belum aku nonton, tak terasa hari sudah malam. Ting…nong…. Hp aku berbunyi “Aku depan rumah mu” pesan dari Bowo.
“Hai Kanya, sedang apa kamu?”
“Hai Bowo, aku baru saja selesai nonton film dilaptop”
“Oh seru dong, sebenarnya ada sesuatu yang, aku aku katakan”
“Apa itu?”
“Soal yang waktu itu, gimana apa kamu mau jadi pacarku? Kamu sudah putus kan dengan pacarmu? Kamu bilang kamu sudah mulai suka denganku”
“Hem..oh itu iya aku sudah putus dengan pacarku, heem..iya aku mau kok” sambil tertunduk malu.
Muka ku memerah malam itu, didepan pohon dengan hiasan lampu warna-warni yang berkedip-kedip Bowo memintaku untuk menjadi pacarnya. Bowo mencium keningku hangat dan nyaman sekali perasaan ini. Disaat Bowo mencium keningku tiba-tiba saja mati lampu. Hari ini hari yang sangat tidak terbayangkan bagiku, aku bisa berpacaran dengan orang yang paling menyebalkan dan juga baik dengan pertemuan yang sangat singkat tapi seperti aku mengenalnya sudah lama. Aku tidak mau bangun dari mimpi indah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar