“Kanya….Kanya….Assalamualaikum”
Suara seseorang memanggil dari depan pintu pagar rumah Kanya. Kanya bergegas
keluar rumah, ternyata suara itu adalah suara sahabatnya yaitu Cilla.
“Kenapa Cil?” Kanya bertanya penasaran.
“Kamu mau ikut ini nggak? “ Cilla sambil
memberi selembar kertas yang diberikan teman sekelasnya.
“Apa itu? Hah Taekwondo? Wah boleh juga
sih tapi masa cuma kita berdua aja yang ikut? Coba ajak Inda dan Kya aja yuk
siapa tau dia mau” bergegas kerumah Inda dan Kya.
Kya,
Inda, dan Cilla mereka adalah sahabatku dari kecil kami tinggal di satu
perumahan yang sama. Hanya saja kami sekolah ditempat yang berbeda, kami mulai
bermain bersama sejak SD sampai sekarang kami sudah SMA. Tak pernah
terbayangkan jika aku tidak mempunyai sahabat seperti mereka. Banyak sekali
hal-hal konyol yang kita lakukan bersama sedih, senang semua menjadi satu.
Sesampainya
dirumah Inda, aku dan Cilla menawarkan agar Inda mau ikut Taekwondo bersama
kami ternyata disana sudah ada Kya juga.
“Nda, kamu mau ikut Taekwondo nggak?
Tanya aku.
“Iya pasti bakalan seru banget nih kita
latihan bela diri sama-sama” tambah Cilla dengan semangatnya,
“Hmmm gimana ya hehe, nanti aku coba tanya
mamaku dulu ya dia ngizinin aku atau tidak”
“Kalau kamu Kya? Ayo ikut dong”
“Sepertinya sih aku tidak bisa jadwalku
sudah padat sekali Cil, Nya maaf ya”
“Yaudah nggak apa apa kalau begitu,
sepertinya cuma kita berdua aja nih Cil?”
“Iya sepertinya sih begitu Kanya, yaudah kalo begitu kita pulag
dulu ya Nda, Kya daaaa kabarin ya Nda kalo bisa”
“Oke nanti malam aku BBM kamu ya,
daaaaa”
Sesampainya dirumah aku
hanya memegang kertas selembaran itu, lalu bunyi suara BBM dari hp ku yap benar
Inda pasti tidak dizinin oleh mama nya. Haah berarti hanya aku saja dengan
Cilla yang ikut oke tak apa lah pasti bakalan seru juga. Tapi Cilla enak ya dia
ikut karena ada pacarnya disana pasti aku bakalan sendiri deh disana, gapapa
lah cari teman baru hehe siapa tau pelatihnya ada yang ganteng.
Akhirnya hari ini
latihan Taekwondo juga dan ramai sekali
yang ikut, aku dan Cilla memperkenalkan diri masing-masing di depan
anak-anak yang lain. Mataku tertuju dengan satu cowok itu dengan tingkah nya
yang banyak gaya dan menyebalkan sepertinya aku tidak akan suka dengan cowok
itu. Dan ternyata benar cowok itu memang menyebalkan, dihari pertama aja aku
sudah dibuat kesal dengan nya.
“Hai anak baru! Siapa namamu tadi?
Kanya? Haha kenalin aku Bowo” sambil mengulurkan tangan nya dengan gaya nya
yang sok kegantengan.
“Iya aku Kanya” sambil menjabat tangan
Bowo.
“Bagaimana kalau kita latihan
sama-sama?”
“Hmmm oke”
Selama kita latihan bareng aku mulai
mengenal nya lebih dalam, dan yang pasti dia memang tipe cowok yang
menyebalkan. Setelah latihan selesai aku dan Cilla pulang bersama-sama sungguh
hari yang melelahkan dan cukup menyenangkan. Setidaknya aku punya ilmu bela
diri kalau ada yang menggangguku.
Setelah
beberapa minggu latihan bersama dengan
Bowo aku mulai memikirkan tingkahnya yang konyol dan menyebalkan. Oh tidak,
tidak mungkin aku menyukai orang seperti dia. Tetapi semenjak itu aku dan dia
mulai dekat, dia selalu bercanda denganku sesekali membuat ku jengkel dengan
tingkah lakunya. Dia mempunyai satu teman dekat di Taekwondo, namanya Sandy.
Dia sangat baik sekali ramah tidak seperti Bowo yang menyebalkan. Ternyata
memang benar Bowo mulai menyukai ku, aku tau itu dari Sandy. Tapi aku masih
punya pacar dan hubunganku memang diambang sekali.
“Eh Kanya, kamu tau nggak sih? Si Bowo
kan suka sama kamu tau, dia bilang kamu lucu dan menyenangkan apalagi melihat
muka kamu yang sedang marah mangkanya dia senang sekali jailin kamu”
“Hah? Bowo suka sama aku? Ih ga sudi
aku” dengan nada bercanda.
“Iya benar dia suka sama kamu, hayooo muka
kamu memerah. Apa jangan-jangan kamu suka juga ya dengan Bowo?”
“Hahaha itu tidak mungkin, mana mungkin
aku suka dengan dia”
“Hati-hati dengan omongan mu Kanya, bisa
jadi malah sebaliknya lho haha” sambil menggoda Kanya.
Tiba-tiba saja ada sebuah pesan yang
muncul dari hp aku, itu dari Bowo isi pesannya “Hai Kanya kamu dimana? Bisa
kita bertemu sebentar? Di lapangan biasa tempat kita latihan?”
Aku tercengang melihatnya, lalu Sandy
melirik ke arah HP aku
“Aha benar kan itu dari Bowo? Dia sudah
sms kamu? Sudah sana samperin dia, pasti ada sesuatu yang penting haha” Sandy
cekikikan.
Aku berjalan ke arah lapangan itu dengan
heran, apa yang akan dia bicara kan denganku? Aku gugup, hatiku berdebar-debar
kencang. Ada apa ini? Kenapa aku seperti ini? Apa mungkin? Ah sudahlah mungkin
dia hanya mengajakku bercanda seperti biasanya. Sesampainya disana aku melihat
Bowo duduk sendiri diatas bangku semen itu.
“Baaaaa!!!!!! Hahahaha” aku membuatnya
terkejut sambil menepuk pundaknya.
“Ah kamu Kanya, kamu hampir saja membuat
jantungku copot!” sambil memegang dadanya yang berdebar-debar.
“Haha maaf, ada apa Bowo?”
“Ini ada yang ingin aku tanyakan
padamu?”
“Apa?” merengutkan kening .
“Kamu dan pacar mu yang menyakiti hatimu
itu sudah putus?”
“Hmmm belom, emang kenapa?”
“Tidak apa-apa sebenarnya aku suka
dengan mu, kamu mau jadi pacar aku nggak?”
“Gimana ya? Tapi kan kamu tau aku sudah
punya pacar?”
“Aku akan nungguin kamu sampai kamu
putus sama pacar kamu”
Aku hanya diam
tertunduk malu, aku bingung harus berkata apa dan aku meninggalkannya begitu
saja dilapangan itu. Aku segera pulang dan menceritakannya pada Inda, Kya dan
Cilla mereka kaget dan menyuruhku untuk segera mengiyakan pertanyaan Bowo. Aku
masih bingung, untuk pacarku? Aku sudah tidak peduli dia sangat jahat kepadaku
ini saatnya aku mulai melupakannya. Dan benar beberapa hari kemudian aku putus
dengan pacarku.
Hari ini hari sabtu dan
Bowo megajakku pergi makan, dia mengajakku ke Mc Donalds.
“Kamu mau pesan apa Kanya?” menoleh ke
arah Kanya.
“Hmm aku pesan Mc Flurry smarties aja”
sambil menunjuk menu
“Oke, Mc flurry smarties satu dan es
milo satu ya mba” sambil menyerahkan selembar uang.
Lalu kita memilih
tempat duduk didepan di area merokok, tiba-tiba Sandy datang menghampiri kita
untung saja ada Sandy setidaknya aku tidak akan canggung setelah peristiwa di
lapangan waktu itu.
“Woi! Berduaan aja ga ngajak-ngajak ya,
cieeee Kanya sama Bowo” Sandy menggoda.
“Eh Sandy haha habis darimana lo?” tanya
Bowo
“Ini habis nongkrong sama temen gue wah
lo ga ngajak-ngajak jalan berduaan aja”
“Iyanih Bowo ngajakin jalan tadi aku
kira ada kamu Sandy”
Akhirnya
setelah ngobrol banyak dan sudah larut malam kita bertiga memutuskan untuk
pulang. Aku diantar bowo pulang kerumah selama perjalanan aku dan Bowo
diam-diaman dimotor tak ada pembicaraan. Tiba-tba Bowo memegang tanganku dan
meyingkapkan nya ke pinggangnya.
“Dingin ya? Kalau dingin peluk aja ya”
“Hah? Oh iya” sambil salah tingkah.
“Gimana perasaan kamu sama aku?”
“Aku rasa aku mulai suka dengan kamu”
“Bagus dong kalau begitu!”
Aku tertidur pulas dimotor, tiba-tiba
saja aku sudah sampai depan rumahku. Bowo segera pulang kerumahnya.
Semalaman
aku tidak bisa tidur, aku bingung dengan apa yang aku rasakan. Kemudian aku
menyetel lagu agar aku bisa tidur dan akhirnya aku bisa tertidur lelap juga. Pagi
ini sangat cerah aku melihat keluar jendela dan menghirup udara segar tiba-tiba
hp ku berdering aku lihat layar hp ku ternyata Bowo telfon.
“Halo….”
“Halo Kanya, nanti malam kamu kemana?”
“Nggak kemana-mana”
“Oke kalau gitu nanti malam aku kerumah
kamu ya, bye”
“Oke, bye”
Hari ini hari minggu dan aku ingin
bersantai-santai saja dirumah berleha-leha di tempat tidur dan laptop
kesayangan ku. Nonton film dilaptop seharian sambil makan cemilan sepertinya
ide yang bagus. Aku mulai membuka laptopku memilih salah satu film yang belum
aku nonton, tak terasa hari sudah malam. Ting…nong…. Hp aku berbunyi “Aku depan
rumah mu” pesan dari Bowo.
“Hai Kanya, sedang apa kamu?”
“Hai Bowo, aku baru saja selesai nonton
film dilaptop”
“Oh seru dong, sebenarnya ada sesuatu
yang, aku aku katakan”
“Apa itu?”
“Soal yang waktu itu, gimana apa kamu
mau jadi pacarku? Kamu sudah putus kan dengan pacarmu? Kamu bilang kamu sudah
mulai suka denganku”
“Hem..oh itu iya aku sudah putus dengan
pacarku, heem..iya aku mau kok” sambil tertunduk malu.
Muka ku memerah malam itu, didepan pohon
dengan hiasan lampu warna-warni yang berkedip-kedip Bowo memintaku untuk
menjadi pacarnya. Bowo mencium keningku hangat dan nyaman sekali perasaan ini.
Disaat Bowo mencium keningku tiba-tiba saja mati lampu. Hari ini hari yang
sangat tidak terbayangkan bagiku, aku bisa berpacaran dengan orang yang paling
menyebalkan dan juga baik dengan pertemuan yang sangat singkat tapi seperti aku
mengenalnya sudah lama. Aku tidak mau bangun dari mimpi indah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar